Alat Ukur Beton Manual dan Elektronik
Alat ukur beton manual dan elektronik biasa digunakan untuk mengukur keretakan pada beton. Metode manual selama ini menggunakan mocrocrack detector. Alat tersebut digunakan sebagai pengukur lebar retak. Alat manual lain yang digunakan ialah jangka sorong dan penggaris.
Materi mengenai alat ukur beton ini bagian dari pelengkap pada materi mengenai alat ukur beton yang sering digunakan pada proyek-proyek pengecoran dan kebutuhan konstruksi yang terlibata langsung dengan beton
Penggunaannya memiliki banyak kekurangan di lapangan, maka dari itulah, teknologi lain diperlukan untuk memaksimalkan fungsi alat ukur pada beton. Kini, alat ukur beton manual dan elektronik sudah mulai bisa diaplikasikan di lapangan.
Alat elektronik yang dimaksud ialah scanning image analysis dengan memanfaatkan portable scanner untuk mengetahui tingkat kerusakan pada beton konstruksi. Penggunaan alat elektronik ini dianggap lebih efektif dan akurat untuk melakukan pengukuran.
Di lapangan, alat ukur beton manual dan elektronik biasanya diaplikasikan bersama untuk selanjutnya dilakukan perbandingan hasil. Berdasarkan hipotesa tertentu, maka tingkat kerusakan pada beton konstruksi dapat diketahui dengan lebih akurat.
Informasi penggunaan alat ukur beton baik itu yang manual maupun elektronik terkait dengan informasi penawaran harga readymix yang kami jual disini, kiraya dapat menjadi bagian refernsi yang dapat dijadikan acuan
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai alat ukur beton manual dan elektronik, maka perlu kita analisis dahulu kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada beton cor.
Kerusakan yang mungkin terjadi pada beton cor
Seiring dengan usia dan juga penggunaan bangunan untuk menahan beban-beban, maka beton bangunan sangat mungkin terjadi kerusakan. Beban yang ada bisa menimbulkan lentur maupun deformasi. Dengan kondisi yang ada ini, maka alat ukur beton manual dan elektronik perlu di aplikasikan untuk mengetahui sebarapa jauh kerusakan dan menentukan langkah perbaikannya.
Yang dimaksud dengan lentur sendiri adalah kerusakan akibat regangan yang diakibatkan oleh beban luar. Jika hal ini terus berlangsung, apalagi jika beban terus bertambah kapasitasnya, maka beton bisa mengalami kerusakan berupa muncul keretakan.
Retak sendiri bisa terjadi diberbagai struktur dengan material beton, baik itu berupa balok, kolom, dinding geser, dan keseluruhan struktur pada umumnya. Jika keretakan pada struktur ini tidak segera dapat penanganan khusus, maka cepat atau lambat akan berakibat fatal pada beton tersebut.
Lalu, apa akibat dari cacat bangunan ini?
- Penurunan fungsi bangunan.
- Menimbulkan fracture
- Terjadinya letupan atau spalling
- Pengelupasan atau delaminasi
Mengingat dampak dari kerusakan beton yang bisa sangat parah di atas, maka aplikasi alat ukur beton manual dan elektronik perlu dimaksimalkan untuk mengatasi masalah lain yang mungkin bisa terjadi. Setelah mengetahui lebar retak yang ada dan tingkat kerusakan yang terjadi, maka baru bisa diambil kesimpulan apakah kerusakan tersebut masih bisa ditoleransi atau harus diambil langkah khusus untuk perbaikannya.
Mengenal Alat Ukur Beton Manual dan Elektronik
Pada pembahasan di atas telah diketahui bahwa untuk mengukur retak dan kerusakan pada beton menggunakan dua macam alat, yaitu alat ukur beton manual dan elektronik.
Untuk alat manual yang sering digunakan di lapangan ialah:
- Penggaris
- Jangka sorong
- Micro detector
Sedangkan alat elektronik untuk mengukur retak ialah berupa scanning image analysis dengan menggunakan portable scanner. Tujuan dari pengunaan alat elektronik ini ialah untuk dapat memindai gambar pada kertas. Alat ini juga memungkinkan untuk digunakan pada permukaan beton.
Untuk pengukuran retak sendiri, alat elektronik ini memakai teknologi komputer untuk memperoleh data yang akurat dalam bentuk angka. Lebar retak sekecil apapun bisa terukur melalui alat ini.
Lihat informasi dan penwaran beton dalam sak-sakan pada harga beton instan
Untuk melakukan kerja ini, scanning image analysis memiliki lampu scan tersendiri untuk memindai objek. Jadi, proses scanning sangat memungkinkan untuk dilakukan di tempat yang gelap sekalipun. Hasil yang dihasilkan dari pemindaian ini bisa berupa data JPEG hingga memudahkan untuk dibaca, dianalisa, sekaligus bisa dipakai sebagai dokumentasi.
Kelemahan alat ukur beton manual dan elektronik.
Alat ukur beton manual dan elektronik tak selamanya sempurna. Maka dari itulah, penggunaan keduanya membantu untuk melengkapi kekurangan masing-masing. Dengan demikian, maka akan bisa diperoleh data kerusakan yang akurat untuk menentukan solusi efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Kekurangan Alat Ukur Beton Manual yang Sering Terjadi:
Penggaris
- Penggunaan penggaris hanya mampu mengukur lebar retak minimal 1 mm. Jika kurang dari itu, tidak akan didapat lebar retakan yang akurat.
- Cuaca bisa mempengaruhi ukuran penggaris.
Micro detector
- Membutuhkan keahlian khusus dibandingkan penggunaan penggaris
- Pengukuran harus pada posisi yang benar-benar tepat hingga angka yang didapat tepat dan akurat
- Pengggunaannya butuh ketelitian tinggi
Jangka sorong
- Butuh keahlian khusus untuk bisa mengukur dengan tepat
- Posisinya menentukan keakuratan nilai
Diantara alat ukur retak beton lain, jangka sorong memiliki ketelitian yang lebih baik dibanding penggaris maupun micro detector.
Baca juga penawaran terbagus dari kami untuk urusan beton pada laman dibawah ini
Untuk mengimbangi kekurangan alat ukur manual tersebut, maka alat ukur elektronik bisa membantu mengumpulkan nilai kerusakan yang diharapkan lebih akurat, meskipun kenyataannya, kedua alat ukur beton manual dan elektronik masih tetap digunakan dilapangan.
Meskipun termasuk alat yang canggih, namun alat elektronik berupa portable scanner ini juga bukanlah alat yang sempurna untuk diaplikasikan. Kelemahannya ialah belum diketahui apakah alat tersebut bisa digunakan untuk arah posisi scanning yang berbeda. Hal ini dikarenakan, alat ini tidak khusus dibuat untuk mengukur retak beton.