Unsur Penting dalam Penambahan Chemical Admixture pada Beton
Admixture atau yang dikenal dengan bahan tambah selalu digunakan dalam pembuatan beton, baik dalam teknik pencampuran beton site mix maupun readymix. Langkah penambahan admixture berupa bahan kimia ini sangat penting karena dalam kegiatan pelaksanaan konstruksi sering terjadi kendala.
Beberapa kendala di atas bisa berupa, penundaan konstruksi, kesulitan transportasi, adanya kecelakaan, maupun adanya pembatasan panas hidrasi. Karena beberapa hal tak terduga di atas, maka admixture sangat penting dalam pembetonan.
Mengingat pentingnya admixture dalam pembetonan maka langkah penambahannya harus mengikuti pedoman yang telah ditentukan. Ketentuan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan jembatan. Sebelum kita mengenal pedoman penting dalam penambahan admixture, maka kita akan mengenal terlebih dahulu jenis dari bahan admixture:
Klasifikasi admixture pada beton
Menurut FHWA atau Lembaga Administrasi Jalan Raya yang berpusat di Amerika Serikat,maka admixture bisa diklasifikasikan menjadi 2 kategori, diantaranya:
- Mineral admixture atau bahan tambah mineral:
- Abu terbang atau fly ash, slag, dan silicafume
- Chemical admixture atau bahan tambah dari zat kimia
- Pengurang air, pemercepat pengikatan, penunda pengikatan, penambah gelembung udara, dan superplasticizers
Lihat penawaran beton cor dengan harga murah
Penambahan masing-masing bahan kimia di atas akan menghasilan reaksi kimia yang berbeda. Selain itu, perbedaan hasil juga akan terlihat dengan pengaruh sifat material penyusun beton. Maka dari itulah, diperlukan adanya percobaan penambahan campuran dalam penggunaan admixture sehingga dalam konstruksi, akan dihasilkan pelaksanaan kerja terbaik.
Selain beberapa klasifikasi di atas, khusus untuk bahan kimia admixture, dikenal beberapa tipe yang dibedakan menjadi:
- Admixture tipe A untuk pengurangan air
- Admixture tipe B untuk menunda pengikatan
- Admixture tipe C untuk mempercepat pengikatan
- Admixture tipe F untuk mengurangi penggunaan airdosisi tinggi
- Admixture tipe D, E, G berupa kombinasi beberapa bahan kimia tambah
Chemical admixture sendiri merupakan suatu bahan selain material pembuatan beton (air, agregat, semen hidrolik) yang ditambakan ke batch atau campuran beton saat pencampuran dilakukan. Tujuannya ialah untuk mengubah sifat dalam beton yang akan terlihat setelah beton mengalami pengerasan.
Sebagai bahan pertimbangan kami menawarkan:
Pengaruh penambahan chemical admixture pada sifat beton
- Meningkatkan workability beton tanpa harus menambah perbandingan air semen
- Memperlambat waktu penetapan awal atau akhir pembetonan
- Memperlambat waktu penetapan awal atau akhir pembetonan
- Mengubah tingkat bleeding
- Meningkatkan pumpability
- Mengurangi laju slumploss atau kehilangan kinerja kecelakaan
- Meningkatkan kekuatan dan keawetan beton
- Mengontrol eskpansi akibat reaksi kimia antara agregat dengan alkali
- Menghambat proses korosi
- Mampu meningkatkan ketahanan terhadap abrasi yang mungkin terjadi
Prosedur penggunaan chemical admixture pada pembetonan
Untuk aplikasi chemical admixture, maka beberapa hal berikut ini harus diperhatikan sebagai prosedur atau langkah penting dalam pembetonan:
- Mengetahui sifat beton yang diharapkan
Keputusan untuk menggunakan admixture atau tidak harus ditentukan dengan menelaah lebih dulu, sifat beton apa yang akan dibuat. Beberapa partimbangan yang bisa mempengaruhi keputusan ini adalah: seberapa panjang waktu pelaksanaan pembetonan, kekuatan beton seperti apa yang diharapkan, ada atau tidaknya pembatasan penggunaan semen dalam pembetonan.
- Menentukan jenis chemical admixture
Setelah tahu kondisi beton apa yang diinginkan, maka saatnya mengetahui jenis bahan kimia apa yang dibutuhkan untuk admixture pada pembetonan yang akan dilakukan. Pemilihannya harus disesuaikn dengan tujuan pengggunaan seperti dijabarkan di atas.
- Menentukan dosis chemical admixture
Pengukuran dosis ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting. Beberapa diantaranya adalah: rentang rekomendasi bahan kimia, efek yang dihasilkan dari penambahan, memahami sifat material yang digunakan dalam pembetonan.
- Membuat campuran percobaan
Untuk mengetahui efek dari sebuah admixture pada beton harus dibuktikan terlebih dahulu dengan percobaan terlebih. Percobaan ini bisa dilakukan di laboratorium maupun di lapangan untuk meyakinkan sifat beton yang diinginkan bisa tercapai dengan admixture yang dimaksud.
- Membuat mix formula atau komposisi campuran chemical admixture
Untuk menentukan komposisi pada mix formula, maka harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Hal ini akan menjadi dasar dalam pengendalian pekerjaan konstruksi di lapangan nanti.
Pedoman penggunaan chemical admixture dalam pembetonan
Dalam aplikasinya, penambahan bahan kimia admixxture, perlu mempertimbangkan beberapa pedoman penting yang akan membantu proses pembetonan memiliki standart kerja yang seharusnya.
- Ruang lingkup
Spesikasi pembetonan ini di atur dalam SNI 2495:1991. Di dalamnya terdapat beberapa poin, antara lain: tujuan penggunaan, dosis, serta prosedur pelaksanaan kerja dengan tambahan bahan kimia.
- Acuan normatif
Berikut ini ada beberapa dokumen yang dijadikan referensi sebagai acuan normatif dalam tata laksana penambahan admixture.
- Dokumen SNI 03-2495-1991, menjelaskan pedoman spesifikasi bahan tambahan untuk beton
- Dokumen SNI 03-2460-1991, menjelaskan spesifikasi abu terbang atau fly ash yang digunakan sebagai bahan tambahan untuk campuran beton
- Dokumen SNI 2496:2008, menjelaskan tentang spesifikasi bahan tambahan atau admixture pembentuk gelembung udara untuk beton.
- Dokumen SNI 2847: 2013, berisi persyaratan beton konstruksi dalam pembangunan gedung.
Chemical admixture memiliki peran yang penting dalam proses pembetonan. Maka dari itulah, pencampurannya dan pemilihan bahan memiliki pedoman dan standar sendiri hingga pelaksanaan konstruksi bisa sesuai harapan. Apalagi jika konstruksi dibuat untuk membangun sarana public layaknya jalan maupun jembatan, maka pedoman yang ada tentu harus dipatuhi.
Hal ini berlaku bagi perusahaan-perusahaan konstruksi baik milik pemerintah maupun swasta hingga seluruh bangunan yang ada berdiri sesuai dengan standar yang ada hingga mengurangi resiko bangunan rusak dini atau kurang sempurna. Bahkan, karena pentingnya chemical admixture ini, keberadaannya sangat membantu sebagaimana material pembuatan beton lainnya, seperti air,semen, dan agregat.